Soal Pemecahan Masalah Matematika Untuk di Diskusikan

<






Antara Literasi Matematika PISA dengan Materi Pemecahan Masalah Matematika


Literasi matematika merupakan kemampuan seseorang dalam merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan, atau memperkirakan fenomena. Literasi matematika dapat membantu seseorang untuk memahami peran atau kegunaan matematika di dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menggunakannya untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat sebagai warga negara yang membangun, peduli, dan berpikir (OECD;2013).


Salah satu proses matematika dalam framework PISA 2015 ( OECD,2013) adalah merumuskan strategi untuk memecahkan masalah (devising strategies for solving problems).

Dalam OECD dijelaskan bahwa literasi matematika sering memerlukan perumusan strategi untuk memecahkan masalah. Perumusan strategi ini melibatkan serangkaian proses kontrol yang kritis untuk mengarahkan seorang siswa untuk secara efektif mengenali, merumuskan dan memecahkan masalah. Keterampilan ini ditandai dengan kemampuan memilih atau merancang rencana atau strategi untuk menggunakan matematika dalam memecahkan masalah yang timbul dari tugas atau konteks sehari-hari.


OECD (2013) menjelakan bahwa ada 3 proses dalam matematika PISA, yaitu:

 

1. Merumuskan Situasi Secara Matematis (formulating situations mathematically)


Merumuskan (formulate) pada definisi literasi matematika merujuk pada kemampuan seseorang dalam mengenali dan mengidentifikasi kesempatan untuk menggunakan matematika dan kemudian menyediakan struktur matematika untuk sebuah masalah yang disajikan dalam beberapa bentuk yang kontekstual.
Dalam proses ini, seseorang dituntut untuk menerjemahkan masalah dunia nyata ke dalam struktur dan representasi matematika.

 

2. Menerapkan Konsep, Fakta, Prosedur dan Penalaran Matematika (employing mathematical concepts, facts, procedures, and reasoning)


Menerapkan (employ) merujuk pada kemampuan seseorang dalam menggunakan konsep, fakta, prosedur, dan penalaran untuk memecahkan masalah yang telah dirumuskan untuk memperoleh kesimpulan matematis.

 

3.Menafsirkan, Menerapkan, dan Mengevaluasi Hasil Matematika (interpreting, applying, and evaluating mathematical outcomes)


Menafsirkan (interpret) merupakan kemampuan seseorang merefleksi solusi, hasil, atau kesimpulan matematis dan menafsirkannya ke dalam konteks masalah dunia nyata.



Berdasarkan informasi antara matematika PISA dan materi pemecahan masalah matematika di atas, silahkan diskusikan permasalah di bawah ini.
  1. Mengapa dalam memberikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa ?
  2. Konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika?
  3. Bagaimana kaitannya antara strategi Polya dengan soal pemecahahan masalah matematika dalam PISA?
  4. Apakah soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa? (Silahkan cari dari berbagai sumber).

Subscribe to receive free email updates:

62 Responses to "Soal Pemecahan Masalah Matematika Untuk di Diskusikan"

  1. Assalamualaikum wr.wb

    Saya ingin menjawab pertanyaan dari soal diatas, mengenai pemecahan masalah matematika.
    No 1. mengapa dalam memberikan permasalahan matematika, penting untuk menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari. Karena jika menggunakan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari, siswa akan lebih tertarik untuk menyelesaikan permasalahan tersebut karena mereka mengalami ataupun melihat dalam kehidupannya. Selain itu, siswa juga bisa berpikir secara abstrak sehingga dalam menyelesaikan masalah tersebut dapat didiskusikan bersama teman-temannya. Artinya semua siswa dapat bekerjasama dalam menyelesaikan permasalahan yang diberikan dan terlibat aktif dalam kegiatan diskusi. Hal tersebut tentu dapat membuat pembelajaran menjadi bermakna dan siswa dapat menemukan sendiri hal baru untuk menyelasaikan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari.

    ReplyDelete
  2. Baiklah pak, saya ingin melanjutkan jawaban dari soal nomor 3.
    Kaitan strategi Polya dengan pemecahan masalah matematika dalam PISA adalah dalam pemecahan masalah matematika terdapat beberapa langkah dalam menerapkannya. Jika dalam Polya ada 4 langkah, yaitu
    1. Pemahaman pada masalah (Identifikasi dari tujuan)
    2. Membuat rencana pemecahan masalah
    3. Melaksanakan rencana
    4. Melihat kembali

    Jadi keduanya baik polya ataupun PISA, memerlukan langkah-langkah dalam mengaplikasikan pembelajaran pemecahan masalah dalam matematika. Supaya anak didik dapat menyelasaikan permasalahan dengan fokus dan teratur, tentunya bisa mendapatkan solusi atau hasil yang bisa memecahkan permasalahan yang diberikan.

    ReplyDelete
  3. Assalamualaikum, saya Taslim akan menjawab persoalan pertama dengn pertanyaan :
    Mengapa dalam memberikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa ?

    Jawab :
    Menurut saya memberikan permasalahan matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari itu penting karena dalam kehidupan sehari-hari kita menemukan permasalahan dan melakukan aktifitas yang berhubungan dengan kegiatan pemecahan masalah dan membutuhkan penalaran yang melibatkan ilmu matematika didalamnya, dengan memberikan permasalahan matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari diharapkan diharapkan siswa dapat mengembangkan kemampuan memecahkan masalah yang mereka jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
    Selain itu dalam strategi polya langkah pertama dalam strategi ini adalah MEMAHAMI MASALAH, agar siswa dapat paham akan masalah yang diberikan maka kita perlu memberikan permasalahan yang berkaitan dengan keseharian siswa tersebut.
    Jika guru memberikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari maka siswa akan lebih mudah memahami masalah tersebut dan memudahkan siswa untuk mencari data yang berkaitan dengan permasalahan tersebut.

    ReplyDelete
  4. Jawaban soal nomor 3

    Berkaitan dengan pertanyaan nomor 3 berdasarkan sepemahaman saya mengenai strategi polya ini menitikberatkan pada pemberian masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, sebagaimana langkah pertama Strategi ini adalah memahami masalah nah dengan memberikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari maka siswa akan lebih mudah untuk memahami masalah yang di berikan. Lalu apa kaitannya dengan soal pemecahan masalah PISA ?
    Untuk kaitan kedua hal tersebut menurut saya ada pada permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Karena dalam staegi polya menitikberatkan pada pemberian sehari-hari dan tujuan PISA adalah Salah satu tujuan dari pisa adalah untuk menilai pengetahuan matematika siswa dalam menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari sehingga dapat di simpulkan bahwa PISA juga menitikberatkan pada pemberian soal permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari

    ReplyDelete
    Replies
    1. Maaf revisi pak,
      Untuk paragraf kedua kalimat kedua itu bukan "pemberian sehari-hari" tetapi "pemberian permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari"

      Maaf khilaf😂

      Delete
    2. Assalamualaikum Wr.Wb
      Nmama : Hengki
      Nim :150141458
      Kelas : V/ c
      Saya ingin menjawab saoal nomor 2. Konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika ? konteks yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah matematika yaitu konteks dalam kehidupan sehari-hai siswa. Dalam pemecahan masalah matematika ini contohnya dalam kehidupan sehari-hari siswa yaitu seperti masalah dalam penguranan dan penjumlahan. Sudah kita ketahui bahwa penjumlahan dan pengurangan dapat dipecahkan siswa dari berbelanja ditokoh maupun dikantin sekolah. Jadi, konteks yang bisa digunakan dalam permasalahan matematika yaitu konteks dalam kehidupan sehari-hari.
      Soal nomor 4 Apakah soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa? Literasi matematika merupakan kemampuan seseorang dalam merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan, atau memperkirakan fenomena. Literasi matematika dapat membantu seseorang untuk memahami peran atau kegunaan matematika di dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menggunakannya untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat sebagai warga negara yang membangun, peduli, dan berpikir (OECD;2013).
      Dari sumber yang saya baca soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menyumbuh kembangkan
      Literasi siswa . karena dalam soal-soal matematika terdapat suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari siaw. jadi, soal-soal matematika dapat mengembangkan literasi siswa baik itu menafsirkan

      Delete
  5. assalamu'alaikum.
    saya mencoba untuk menjawab pertanyaan no.2 mengenai konteks yang dapat digunakan dalam membuat permasalahan matematika. sebelumnya yang perlu di pahami adalah maksud dari kata "konteks" yang secara umum berarti kondisi.jika dikaitkan dengan pembuatan permasalahan matematika, maka konteks yang dapat digunakan yaitu suatu kondisi yang dekat dengan orang yang akan di uji misalkan dengan memfokuskan pada aktivitas sehari-hari, atau mengenai tempat-tempat umum yang sering dikunjungi dan di lihat, serta membuat permaslahan yang tidak diduga bahwa dalam keseharian terdapat berbagai macam masalah yang berkaitan dengan matematika yang perlu dipecahkan. Kondisi ini harus menunjukkan adanya suatu tantangan yang menarik. Selain itu, kesesuaian kondisi dengan masalah matematika tentu harus di perhatikan.

    selanjutnya pertanyaan no.4 Menurut saya, soal-soal pemecahan masalah matematika tentu dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa. Melalui soal-soal pemecahan matematika, siswa harus membaca dan memahami maksud dari masalah matematika tersebut. Oleh karena itu, dalam meneyelesaikan masalah matematika, siswa diharuskan untuk merancang taktik apa yang akan dipakai untuk memecahkan masalah serta menganalisis masalah matematika tersebut. Selain itu, langkah akhir seperti evaluasi dalam pemecahan masalah tersebut juga dapat membuat siswa untuk melakukan pengecekan baik dengan membaca atau mencoba kembali langkah-langkah yg serupa atau langkah yang lain untuk melihat kesamaan jawaban. Misalnya contoh soal yang saya ambil dari http://pemerhatipisaindonesia.blogspot.co.id yaitu:
    Perhatikan tabel di bawah ini.

    Berdasarkan tabel di atas, urutkanlah berat mulai dari terkecil. Hitunglah jumlah total berat kaleng bernomor genap!

    Dalam soal ini, apabila siswa kurang memahami maksud dari soal yang diberikan, maka siswa akan sulit menemukan pemecahan masalah dari soal ini. Oleh karena itu, siswa di tuntut untuk membaca dan memahami permasalah terlebih dahulu serta menjalankan langkah-langkah pemecahan masalah sesuai prosedur, yaitu dengan mengurutkan terlebih dahulu nilai dari terkecil ke terbesar.

    Selanjutnya, siswa diharuskan mengambil nilai-nilai dari urutan genap yaitu nomor 2,4,6,8 dan 10. Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan seluruh nilai pada urutan nomor genap tersebut. Sehingga didapat data sebagai berikut:
    Jumlah berat kaleng bernomor genap = 3,08 +3,17+3,20+3,30+3,40

    = 16,15 gram
    Sebagai langkah terakhir, untuk memastikan kebenaran dari jawaban yang diperoleh, siswa harus melakukan evaluasi dengan menegecek kembali langkah-langkah yang dijalankan untuk memastikan apakah terdapat kekeliruan dalam pengerjaannya.
    sekian jawaban dari saya.
    INDAH FITRIA

    ReplyDelete
    Replies
    1. revisi jawaban nomor 4. Menurut saya, soal-soal pemecahan masalah matematika tentu dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa. Melalui soal-soal pemecahan matematika, siswa harus membaca dan memahami maksud dari masalah matematika tersebut. Oleh karena itu, dalam meneyelesaikan masalah matematika, siswa diharuskan untuk merancang taktik apa yang akan dipakai untuk memecahkan masalah serta menganalisis masalah matematika tersebut. Selain itu, langkah akhir seperti evaluasi dalam pemecahan masalah tersebut juga dapat membuat siswa untuk melakukan pengecekan baik dengan membaca atau mencoba kembali langkah-langkah yg serupa atau langkah yang lain untuk melihat kesamaan jawaban. Misalnya contoh soal yang saya ambil dari http://pemerhatipisaindonesia.blogspot.co.id yaitu:
      Perhatikan tabel di bawah ini.

      Berdasarkan tabel di atas, urutkanlah berat mulai dari terkecil. Hitunglah jumlah total berat kaleng bernomor genap!

      No. Nama Barang Berat (kg)
      1 Kaleng sweat 3,30
      2 Kaleng zero 3,17
      3 Kaleng fanti 3,26
      4 Kaleng susu 3,35
      5 Kaleng bread 3,06
      6 Kaleng sarden 3,10
      7 Kaleng biskuit 3,40
      8 Kaleng kornet 3,08
      9 Kaleng permen 3,19
      10 Kaleng kaki 4 3,20


      Dalam soal ini, apabila siswa kurang memahami maksud dari soal yang diberikan, maka siswa akan sulit menemukan pemecahan masalah dari soal ini. Oleh karena itu, siswa di tuntut untuk membaca dan memahami permasalah terlebih dahulu serta menjalankan langkah-langkah pemecahan masalah sesuai prosedur, yaitu dengan mengurutkan terlebih dahulu nilai dari terkecil ke terbesar.

      No. Nama Barang Berat (kg)
      1 Kaleng bread 3,06
      2 Kaleng permen 3,19
      3 Kaleng sarden 3,10
      4 Kaleng zero 3,17
      5 Kaleng kornet 3,08
      6 Kaleng kaki 4 3,20
      7 Kaleng fanti 3,26
      8 Kaleng sweat 3,30
      9 Kaleng susu 3,35
      10 Kaleng biskuit 3,40












      Selanjutnya, siswa diharuskan mengambil nilai-nilai dari urutan genap yaitu nomor 2,4,6,8 dan 10. Langkah selanjutnya adalah menjumlahkan seluruh nilai pada urutan nomor genap tersebut. Sehingga didapat data sebagai berikut:
      Jumlah berat kaleng bernomor genap = 3,08 +3,17+3,20+3,30+3,40

      = 16,15 gram
      Sebagai langkah terakhir, untuk memastikan kebenaran dari jawaban yang diperoleh, siswa harus melakukan evaluasi dengan menegecek kembali langkah-langkah yang dijalankan untuk memastikan apakah terdapat kekeliruan dalam pengerjaannya.

      Delete
  6. Assalamualaikum.wr.wb
    Saya Miranti ingin menjawab pertanyaan nomor 2 dan 4.
    2. Konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika ?
    4. Apakah soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa ?
    Jawaban:
    2.konteks dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya
    A. Transaksi jual beli.
    B. Menghitung debit air dalam bak mandi.
    C. Mengukur suatu ruangan dengan perkiraan.
    D. Sistem simpan pinjam.
    E. Sistem laba rugi.
    F. Menghitung luas bidang tanah.
    G. Menghitung jarak sebenarnya dari satu tempat ke tempat lain.
    4. Dapat, karena literasi matematika itu sendiri adalah kemampuan seseorang dalam merumuskan,menerapkan dan menafsirkan. Dari soal-soal pemecahan masalah, siswa dapat mempunyai kemampuan untuk melakukan penalaran secara matematis yang menggunakan konsep, prosedur, dan fakta, serta dapat membuat siswa selalu berpikir untuk memecahkan suatu masalah dalam permasalahan matematika yang ada. Contohnya dalam soal masalah teka-teki siswa tidak hanya menyelesaikan berdasarkan prosedur namun mereka menyusun strategi apa yang cocok terlebih dahulu untuk dapat menyelesaikan masalah sehingga masalah tersebut dapat diselesaikan.
    Sekian jawaban dari saya. Terimakasih
    Wassalamualaikum. Wr.wb

    ReplyDelete
  7. Assalamualaikum.wr.wb
    Saya Weni Intansari ingin menjawab pertanyaan nomor 1 dan 3.
    1. Mengapa dalam memberikan permasalahan matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa ?
    3. Bagaimana kaitannya antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam PISA ?
    JAWABAN:
    1. karena, dengan menggunakan permasalahan yang berkaitan kehidupan sehari-hari, siswa bisa belajar secara langsung untuk memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Selain itu, siswa akan lebih mudah untuk memahami dan memecahkan masalah karena masalah tersebut secara nyata terjadi di kehidupannya. Dan ilmu pengetahuan mengenai pemecahan masalah tersebut bisa melekat pada dirinya sehingga bisa diterapkan dalam kehidupannya.
    3. Strategi Polya merupakan suatu model pembelajaran yang melakukan pemusatan pada pengajaran dan keterampilan pemecahan masalah yang diikuti dengan penguatan keterampilan, dengan langkah-langkahnya berupa memahami masalah, menyusun rencana, pelaksanaan rencana serta memeriksa kembali. Sedangkan PISA bertujuan untuk menguji dan membandingkan prestasi anak-anak di sekolah di seluruh dunia, dengan maksud untuk menigkatkan metode-metode pendidikan dan hasilnya. Kaitan antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika PISA yaitu : dengan menggunakan soal-soal pemecahan masalah berbasis PISA, siswa dapat berpikir secara kritis, logis dan sistematis sehingga dapat menyelesaikan permasalahan dengan mudah. Siswa dapat menggunakan strategi polya untuk memecahkan masalah matematika berbasis PISA, karena langkah-langkah dalam strategi Polya telah tersusun secara sistematis atau berurutan.
    Sekian jawaban dari saya. Terimakasih.
    Wassalmualaikum.wr.wb

    ReplyDelete
  8. Nama : Nurazizah
    Nim : 160141077
    Kelompok : 6

    2.)Konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika?
    Jawab:
    - Konteks yang dapat digunakan dalam permasalahan Matematika ini dapat diambil dalam kehidupan sehari-hari,permasalahan ini melibatkan satu orang atau lebih.
    Masalah yang dapat saya ambil yaitu tentang masalah proses,dalam masalah proses biasanya mampu menyusun langkah" merumuskan pola dan strategi khusus dalam menyelesaikan masalah.
    Karena masalah semacam ini memberikan kesempatan siswa sehingga dalam diri siswa terbentuk keterampilan menyelesaikan masalah sehingga dapat membantu siswa menjadi terbiasa menyelesaikanb masalah dalam berbagai situasi.
    Contonya dalam masalah proses:
    - Qela memiliki uang Rp. 7000 dan Bobby memiliki uang Rp. 10.000, Qela ingin membeli Pita dengan harga Rp. 9000, jadi Qela minjam uang Bobby untuk membeli pita tersebut.
    Berapakah uang yang akan di bayar Qela kepada Bobby tersebut?

    4.) Apakah soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuhkan kembangkan kemampuan literasi matematika siswa?
    Jawab:
    - Dapat, karena mengenai tentang soal matematika siswa dapat menumbuhkan kemampuan siswa untuk memahami,menganalisi suatu masalah-masalah tentang soal-soal tersebut.
    -Dengan melalui pendekatan dapat meningkatkan sikap-sikap positif, serta dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

    Ini jawaban dari saya Pak.
    Terimakasih
    Wassalammualaikum wr.wb.

    ReplyDelete
  9. Nama : Fitrianti
    NIM : 160141088
    Kelompok : 4
    2. Konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat pemecahan masalah?
    -Konteks yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika, kita dapat menggunakan dalam konteks kehidupan sehari hari dengan masalah translasi
    Contoh soal : Dalam satu bulan tabungan Ina sudah berjumlah Rp 25.000,00, karena ada keperluan untuk membeli buku tabungan tersebut di ambil sebesar Rp 15.000,00. Berapakah sisa tabungan Ina sekarang?

    4. Soal matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi Matematika siswa, Proses pembelajaran matematika yang di laksanakan guru di kelas menjadi persoalan yang sangat menarik untuk di diskusikan. Hal ini disebabkan karena pembelajaran bermakna yang di harapkan dapat meningkatkan kemampuan logis siswa dan sikap positif terhadap matematika. Soal matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan untuk memahami dan menganalisis suatu persoalan matematika. Dengan cara menumbuhkan melalui suatu pendekatan, sehingga siswa dapat memahami atau menganalisis soal tersebut.

    ReplyDelete
  10. Assalamualaikum wr.wb Saya siti nurul annisa
    Akan mencoba menjawab no 1.
    Pertanyaan:
    mengapa dalam memberikan permasalahan matematika,penting untuk menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
    Jawab:
    Karena dalam kehidupan sehari-hari jika menggunakan permasalahan dalam matematika,supaya siswa tersebut akan mudah untuk memahami permasalahan yang ada dikehidupan sehari-hari.apalagi siswa SD pemikirannya masih konkret dan siswa pun akan lebih ingat jika berkaitan dengan kehidupan sehari-harinya,siswa tidak hanya sekedar hafal disitu saja. Tetapi akan hafal seumur hidupnya. Serta pembelajarannya pun lebih bermakna dan siswa lebih memahami pemanfaatan matematika dalam kehidupan sehari hari.

    ReplyDelete
  11. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  12. Assalamualaikum, saya Annisa Fitriah Birrahmah kelas VC PGSD.

    Saya dari kelompok 5, mencoba menjawab pertanyaan no. 2
    2. Menurut saya, konteks pembelajaran itu dalam cangkupan PISA di antara lain:

    tDalam PISA, konteks matematika dibagi ke dalam empat situasi sebagaimana yang ditulis Hayat dan Yusuf (2010) berikut ini:

    1. Konteks pribadi yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan pribadi siswa sehari-hari. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentu para siswa menghadapi berbagai persoalan pribadi yang memerlukan pemecahan secepatnya. Matematika diharapkan dapat berperan dalam menginterpretasikan permasalahan dan kemudian memecahkannya.
    2. Konteks pendidikan dan pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan siswa di sekolah dan atau di lingkungan tempat bekerja. Pengetahuan siswa tentang konsep matematika diharapkan dapat membantu untuk merumuskan, melakukan klasifikasi masalah, dan memecahkan masalah pendidikan dan pekerjaan pada umumnya.
    Konteks umum yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan matematika dalam kehidupan bermasyarakat dan lingkungan yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menyumbangkan pemahaman mereka tentang pengetahuan dan konsep matematikanya itu untuk mengevaluasi berbagai keadaan yang relevan dalam kehidupan di masyarakat.
    3. Konteks ilmiah yang secara khusus berhubungan dengan kegiatan ilmiah yang lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman dan penguasaan teori dalam melakukan pemecahan masalah matematika.

    Dan, ketika konteks pembeljaran ada soal berbasis PISA tentunya telah mengajak peserta didik untuk berpikir sehingga menemukan suatu permasalahan lalu dipecahkan dalam konsep pikiran. Indikator strategi polya dalam soal berbasis PISA, di antara lain.
    1. siswa dapat mengajukn pertanyaan.
    Contoh: merupakan suatu dugaan pada awal dan akhir, misalnya pada pertemuan pertama peningkatan minat menghitung 10%, di pertemuan kedua 20%, dsb.
    2. siswa dapat memanipulasi matematika.
    Contoh: memanipulasi matematika bisa dengan mmeberikan suatu soal yang menjebak, untuk mengetahui perkembangan mereka dalam menganalisis soal tersebut bisa dengan mengamati suatu kasus: milih uang dulu atau permen dulu, jika jawabannya uang dulu bearti tidak laku sedangkan permen dulu bearti expaid. Itulau salah satu soal manipulasi. Di setiap pertemuan bisa dilihat siklus yang meningkat atau menurun.
    3. siswa dapat menarik kesimpulan, mengumpulkan bukti, memberikan alasan, dan memberikan solusi.
    Contoh: setelah melakukan riset, mereka akan menentukan kesimpulan. Misalnya di soal cerita, mereka akan menentukan hasil dari pengoperasian tersebut.

    5. Tentu dapat. Karena literasi itulah yang menjadi dasar dalam ilmu dan pengetahuan. Matematika tentunya tak luput dari literasi. Khususnya untuk kasus literasi sendiri kita termasuk negara ke 60 dari 61 yang minat literasi kurang itu menurut pendataan UNESCO terbaru. Namun, ketika kita mengaitkan literasi dengan soal-soal matematika pastinya bisa saja, contoh soal yaitu soal cerita. Misalnya

    Bu Amin membeli gula di warung seharga 20 ribu, harga gula 18 ribu. Berapakah kembalian uang Bu Amin?

    Di situ kita dapa mengetahui adanya jenis karangan eksposisi (pemaparan).

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum, saya Annisa Fitriah Birrahmah kelas VC PGSD.

      Saya dari kelompok 5, mencoba menjawab pertanyaan no. 2 dan 4.

      2) Menurut saya, konteks pembelajaran itu dalam cangkupan PISA di antara lain:

      Dalam PISA, konteks matematika dibagi ke dalam empat situasi sebagaimana yang ditulis Hayat dan Yusuf (2010) berikut ini:

      1. Konteks pribadi yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan pribadi siswa sehari-hari. Dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentu para siswa menghadapi berbagai persoalan pribadi yang memerlukan pemecahan secepatnya. Matematika diharapkan dapat berperan dalam menginterpretasikan permasalahan dan kemudian memecahkannya.
      2. Konteks pendidikan dan pekerjaan yang berkaitan dengan kehidupan siswa di sekolah dan atau di lingkungan tempat bekerja. Pengetahuan siswa tentang konsep matematika diharapkan dapat membantu untuk merumuskan, melakukan klasifikasi masalah, dan memecahkan masalah pendidikan dan pekerjaan pada umumnya.
      3. Konteks umum yang berkaitan dengan penggunaan pengetahuan matematika dalam kehidupan bermasyarakat dan lingkungan yang lebih luas dalam kehidupan sehari-hari. Siswa dapat menyumbangkan pemahaman mereka tentang pengetahuan dan konsep matematikanya itu untuk mengevaluasi berbagai keadaan yang relevan dalam kehidupan di masyarakat.
      4. Konteks ilmiah yang secara khusus berhubungan dengan kegiatan ilmiah yang lebih bersifat abstrak dan menuntut pemahaman dan penguasaan teori dalam melakukan pemecahan masalah matematika.

      Dan, ketika konteks pembelajaran ada soal berbasis PISA tentunya telah mengajak peserta didik untuk berpikir sehingga menemukan suatu permasalahan lalu dipecahkan dalam konsep pikiran. Indikator strategi polya dalam soal berbasis PISA, di antara lain.
      1. siswa dapat mengajukn pertanyaan.
      Contoh: merupakan suatu dugaan pada awal dan akhir, misalnya pada pertemuan pertama peningkatan minat menghitung 10%, di pertemuan kedua 20%, dsb.
      2. siswa dapat memanipulasi matematika.
      Contoh: memanipulasi matematika bisa dengan mmeberikan suatu soal yang menjebak, untuk mengetahui perkembangan mereka dalam menganalisis soal tersebut bisa dengan mengamati suatu kasus: milih uang dulu atau permen dulu, jika jawabannya uang dulu bearti tidak laku sedangkan permen dulu bearti expaid. Itulau salah satu soal manipulasi. Di setiap pertemuan bisa dilihat siklus yang meningkat atau menurun.
      3. siswa dapat menarik kesimpulan, mengumpulkan bukti, memberikan alasan, dan memberikan solusi.
      Contoh: setelah melakukan riset, mereka akan menentukan kesimpulan. Misalnya di soal cerita, mereka akan menentukan hasil dari pengoperasian tersebut.

      5) Tentu dapat. Karena literasi itulah yang menjadi dasar dalam ilmu dan pengetahuan. Matematika tentunya tak luput dari literasi. Khususnya untuk kasus literasi sendiri kita termasuk negara ke 60 dari 61 yang minat literasi kurang itu menurut pendataan UNESCO terbaru. Namun, ketika kita mengaitkan literasi dengan soal-soal matematika pastinya bisa saja, contoh soal yaitu soal cerita. Misalnya

      Bu Amin membeli gula di warung seharga 20 ribu, harga gula 18 ribu. Berapakah kembalian uang Bu Amin?

      Di situ kita dapa mengetahui adanya jenis karangan eksposisi (pemaparan).

      Sekian dan terima kasih.
      (REVISI)

      Delete
  13. Sedangkan no 3.
    Pertanyaan:
    Bagaimana kaitannya antara strategi Polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam PISA?
    Jawab:
    Menurut saya kaitannya strategi polyo dengan soal pemecahan masalah dalam matematika dalam PISA sama-sama memiliki langkah-langkah misalnya menggunakan langkah dalam kegiatan pembelajaran berbasis masalah ini dapat berjalan dengan teratur dari merumuskan masalah, siswa langsung dihadapkan kepada masalah.lalu siswa membuat rencana, apa solusi yang perlu diselesaikan dari permasalahan tersebut.setelah itu melaksanakan rencana seperti siswa melakukan exsperimen untuk dapat menyelesaikan masalah tersebut. lalu yang terakhir evaluasi jadi siswa tersebut akan tau apakah prosedur yang diterapkan dan hasil yang diperoleh benar dan apakah prosedur yang dibuat dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah sejenis.

    ReplyDelete
  14. Assalamualaikum wr.wb Saya siti nurul annisa
    Akan mencoba menjawab no 1.
    Pertanyaan:
    mengapa dalam memberikan permasalahan matematika,penting untuk menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
    Jawab:
    Karena dalam kehidupan sehari-hari jika menggunakan permasalahan dalam matematika,supaya siswa tersebut akan mudah untuk memahami permasalahan yang ada dikehidupan sehari-hari.apalagi siswa SD pemikirannya masih konkret dan siswa pun akan lebih ingat jika berkaitan dengan kehidupan sehari-harinya,siswa tidak hanya sekedar hafal disitu saja. Tetapi akan hafal seumur hidupnya. Serta pembelajarannya pun lebih bermakna dan siswa lebih memahami pemanfaatan matematika dalam kehidupan sehari hari.

    ReplyDelete
  15. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  16. Assalamualaikum wr.wb Saya erwin, maaf sebelumnya menggunakan akun wahyudi.
    disini saya ingin menjawab pertanyaan nomor 1. Mengapa dalam memberikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa, karena denga perbelajaran berbasis masalah akan terjadi pembelajaran bermakna siswa belajar pemecahan suatu masalah maka mereka akan menerapkan pengetahuan yang dimilikinya atau berusaha mengetahui pengetahuan yang diperlukan.
    setelah itu jika dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, siswa dapat mengaplikasiannya dalam konteks yang relevan artinya apa yang mereka lakukan sesuai dengan keadaan nyata bukan lagi teoritis sehingga masalah-masalah dalam aplikasi suatu konsep atau teori mereka akan temukan sekaligus selama pembelajaran berlangsung.

    ReplyDelete
  17. Assalamualaikum wr.wb Saya erwin, maaf sebelumnya menggunakan akun wahyudi.
    disini saya ingin menjawab pertanyaan nomor 3.Bagaimana kaitannya antara strategi Polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam PISA.
    dalam pemecahan masalah matematika ada 3 fase yaitu,
    1.penentuan masalah atau topik , dimana penentuan ini bisa didapatkan dari berbagai sumber kehidupan sehari-hari.
    2.perencanaan, dimana siswa membuat sebuah rencana untuk menyelesaikan masalah tersebut dimulai dari membuat dugaan sementara setelah itu siswa bisa melakukan percobaan dari dugaan sementara tersebut.
    3.pengembangan, tidak jauh beda dari evaluasi dimana pengembangan ini bertujuan untuk menghasilkan solusi,menghasilkan rumusan baru dan tentunya ilmu baru bagi siswa.
    jadi kesimpulannya sama dengan polya, bahwa dalam pembelajaran permasalahan matematika baik menggunakan strategi polya/PISA, harus terdapat langkah-langkah dalam melaksanakannya.

    ReplyDelete
  18. Assalamualaikum, Wr.Wb
    Pak saya Nova, disinia saya ingin menjawab pertanyaan dari bapak, tapi maaf sebelumnya menggunakan akun wahyudi dikarena laptop ataupun HP saya tidak bisa mengirimnya, disini sayang menjawab pertanyaan nomor 1 dan 3.
    1. Mengapa dalam memberikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa?
    Jawabannya: karena jika menggunakan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari-hari, siswa akan lebih paham jika menggunkan permasalahan yang nyata, Dibandikan dengan hal yang tidak nyata, karena siswa di sekolah dasar lebih mudah berpikir kongkret (nyata) dibandingkan berpiki rabstrak (tidaknyata), karena siswa akan lebih mudah memahami dan mengerti untuk memecahakan permasalahan yang dihadapinya. Siswa tersebut akan timbul pertanyaan-pertanyaan tentang suatu pemecahan masalah dalam kehidupan sehari-hari mereka.

    3.Bagaimana kaitannya antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam PISA?
    Jawabannya: kaitan strategi polya dengan pemecahan masalah matematika dalam PISA yaitu adalah seseorang guru yang memberikan permasalahan dalam dunia nyata atau dalam kehidupan sehari-hari siswa, yang pernah dijumpainya siswa setiap harinya atau secara langsung, artinya permasalahan dari dunia nyata atau kongkert dapat di terjemahkan kedalam pembelajaran matematika, misalnya seorang guru memberikan pertanyaan-pertanyan tentang suatu masalah dimana siswa tersebut akan berpikir kritis, logis dan sistematis karna rasa ingin tahu siswa itu sangat tinggi. Antara polya dengan pisa juga memiliki langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu permasalahan dalam pembelajaran matematika.
    Sekian jawaban dari saya, terimakasih
    Wassalamualaikum.Wr. wb

    ReplyDelete
  19. Assalamu'alaikum Wr.Wb
    Nama:Belgis Tarazi Albab
    Disini saya akan menjawab soal no 2 dan 4
    Baiklah untuk soal no 2 mengenai konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika?
    Menurut saya konteks yang dapat digunakan dalam membuat permasalahan matematika adalah konteks dalam kehidupan sehari-hari, karena konteks ini sering dijumpai dalam kehidupan kita tanpa disengaja, misalnya dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menghitung sebuah debit air bak mandi kita, dan yang sering kita jumpai permasalahan adalah kita bertransaksi antara penjual dan pembeli.

    Soal no 4
    Dari sumber yang saya baca, bahwa soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kembang literasi siswa, karena adanya soal masalah pada matematika siswa akan menggunakan potensi dan skill yang dimilikinya dalam merancang sebuah teknik atau cara menyelesaikan soal permasalahan tersebut.

    ReplyDelete
  20. Nama : M. Jerry Aldiansyah
    NIM    : 150141467
    Kelas  : PGSD VC
    Saya akan menjawab pertanyaan no 2 dan no 4

    Soal no 2 : konteks seperti apa yang  bisa digunakan dalam membuat masalah matematika ?

    Jawaban : 
            kita ketahui bahwa pemecahan masalah matematika menurut polya (1985) merupakan suatu usaha untuk mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai suatu tujuan yang tidak segera dapat dicapai. Jadi pemecahan masalah juga dapat diartikan sebagai penemuan langkah-langkah untuk mengatasi kesenjangan yang ada dan juga bisa digunakan untuk menerapkan konsep-konsep dan aturan-aturan yang sudah ada sebelumnya. 
            Banyak sekali konteks-konteks yang dapat kita gunakan dalam membuat soal pemecahan masalah matematika terutama dalam konteks kehidupan sehari-hari, kenapa dalam kehidupan sehari-hari? Sebab jika kita mengambil konteks dari kehidupan sehari-hari kita bisa membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan berfikir secara abstak karna mungkin siswa tersebut sudah mengalaminya dalam kehidupan sehari-hari.
            Sebagai contoh konteks kehidupan sehari-hari yang dapat digunakan untuk pemecahan masalah matematika adalah sebagai berikut :
    1. Menghitung jarak. Guru dapat membuat soal mengenai hal tersebut dalam konteks pemecahan suatu masalah.
      Contoh : 
       • Badu bersepeda dari rumah ke pasar dengan kecepatan 130 meter/menit. Ia tiba dipasar dalam waktu 15 menit. Berapa meter jarak rumah badu dari pasar?

    2. Sistem simpan pinjam. Guru  juga dapat membuat soal mengenai sistem simpan pinjam 
        Contoh : 
        • Setelah 9 bulan uang tabungan Susi di koperasi berjumlah Rp 3.815.000. Koperasi memberi jasa simpanan berupa bunga 12% per tahun. Berapa tabungan awal Susi di koperasi?

    3. Transaksi jual beli. Dalam transaksi jual beli juga dapat dijadikan sebagai konteks permasalahan matematika berikut sebagai contoh : 
        • Alin membeli penghapus seharga Rp. 3000,00. Kemudian ia menjualnya dengan harga Rp. 3.500,00 . Tentukan apakah Alin untung/ rugi dan berapakah untung/ ruginya ?

    4. Menghitung luas suatu bidang (tanah, lapangan, sekolah, dll) tempat-tempat disekitar juga bisa  digunakan sebagai konteks permasalahan dan dapat digunakan untuk membuat soal
      Contoh : 
      • Tanah Pak Adi berbentuk persegi panjang, memiliki denah  dengan ukuran panjang 5 cm dan lebar 3 cm. Jika skala pada denah tersebut adalah 1 : 2000, berapakah luas tanah Pak Adi dalam m2 ?

        Dan masih banyak lagi hal-hal yang dapat dijadikan sebagai konteks membuat soal permasalahan matematika yang diangkat dari kehidupan sehari-hari.

    ReplyDelete
  21. lanjutan...
    Soal no 4 : apakah soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuam literasi matematika siswa?

    Jawaban : 
            Sebelum saya menjawab apakah masalah matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa.
            Saya akan sedikit menjelaskan apa itu literasi matematika, dari sumber yang saya baca pengertian dari literasi matematika adalah “Mathematical literacy is an individual’s capacity to formulate, employ, and interpret mathematics in a variety of contexts. It includes reasoning mathematically and using mathematical concepts, procedures, facts and tools to describe, explain and predict phenomena. It assists individuals to recognizes the role that mathematics plays in the world and to make the well-founded judgments and decisions needed by constructive, engaged and reflective citizens” (PISA).
            literasi matematika tidak hanya pada penguasaan materi saja akan tetapi hingga kepada pengunaan penalaran, konsep, fakta dan alat matematika dalam pemecahan masalah sehari-hari. Selain itu, literasi matematika juga menuntut seseorang untuk mengkomunikasikan dan menjelaskan fenomena yang dihadapinya dengan konsep matematika.
            Jadi literasi matematika bukan hanya berbicara mengenai penguasaan materinya saja tetapi mampu untuk merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan, atau memperkirakan fenomena.
           Menurut saya soal pemecahan masalah matematika tentu bisa membantu siswa untuk mengembangkan kemampuan literasi matematika sebab dengan soal pemecahan masalah matematika siswa diminta untuk melakukan penalaran matematis dan menafsirkan soal-soal cerita yang dibuat dalam konteks pemecahan masalah sesuai dengan konsep, prosedur, dan fakta yang digunakan untuk menyelesaikan soal tersebut.
     Sekian Terimakasih

    ReplyDelete
  22. Nama : Eka purnamasari
    Nim: 150141444
    Kelas: VC
    Saya akan menjawab soal no 2 dan 4
    Soal no 2. Konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika?
    Jawab : disini kita dapat menggunakan konteks kehidupan sehari-hari dalam membuat permasalahan matematika, dengan menggunakan konteks kehidupan sehari-hari dapat membantu siswa dalam menumbuh kembangkan cara berfikir siswa. Karena konteks pada kehidupan sehari-hari merupakan pengalaman yang mungkin sudah dialami siswa dalam kehidupannya. Seperti contohnya: ibu vira merupakan pedagang pakaian, ia membeli sehelai kain seharga 25.000. Kain tersebut laku dengan harga 23.000. Hitunglah berapa persen kerugiaannya ?

    Soal no 4 apakah soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa?
    Jawab : sebelumnya saya ingin menjelaskan pengertian dari literasi matematika, menurut kusumah ( maryanti 2012:16 ) literasi matematis adalah kemampuan menyusun serangkaian pertanyaan(problem posing), merumuskan, memecahkan, dan menafsirkan permasalahan yang didasarkan pada konteks yang ada. Hal tersebut juga sependapat dengan yang dikemukaakan oleh isnaini (maryanti 2012:16) yang mendefenisikan literasi sebagai kemampuan peserta didik untuk dapat mengetahui fakta,konsep,prinsip,operasi dab pemecahan masalah matematika. Setelah melihat dari penjelasan diatas menurut saya soal-soal pemecahan matematika dapat membantu siswa dalam menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa karena sebelum siswa mengerjakan soal-soal pemecahan masalah matematika tentunya siswa sudah mengetahui konsep,prinsip,operasi dan pemecahan untuk menyelesaikan soal tersebut.

    ReplyDelete
  23. Assalamuailaikum WR.WB
    sebelumnya saya minta maaf karena disini saya menggunakan akun saudara wahyudi nurahman.
    Saya Yola irfina PGSD 5C (Nim 150141451)
    Disini saya akan menjawab soal nomor 1, yaitu mengapa dalam memberikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa?
    Jawab: karena dengan menggunakan permasalahan yang dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari siswa dapat membuat siswa lebih cepat menyelesaikan permasalahan tersebut, karena permasalahan tersebut terdapat didalam kehidupan yang telah dialami siswa. Kebanyakan siswa sekolah dasar lebih berfikir konkrit dibandingkan dengan berfikir abstrak. Karena hal tersebut rasa ingin tahu siswa itu sangat tinggi.
    Disini saya juga akan menjawab soal nomor 3, yaitu bagaimana kaitannya antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah dalam PISA?
    Jawab: strategi polya yaitu pemecahan masalah sebagai satu usaha mencari jalan keluar dari satu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah untuk segera dicapai.
    Pemecahan masalah dalam PISA yaitu salah satu proses merumuskan strategi untuk memecahkan masalah. Adapun strategi itu terdiri yaitu:
    1. Merumuskan situasi secara matematis
    2. Menerapkan konsep, fakta, prosedur dan penalaran matematika
    3. Menafsirkan, menerapkan, dan mengevaluasi hasil matematika
    Jadi kaitan antara strategi Polya dengan pemecahan masalah matematika dalam PISA yaitu, terdapat proses atau suatu usaha untuk mencari solusi ataupun tujuan untuk memecahkan permasalahan yang diberikan. Artinya dari proses yang dilakukan siswa tersebut, mereka akan mendapatkan pengetahuan baru dari usaha mereka sendiri.

    ReplyDelete
  24. Assalamualaikum WR.WB
    bapak saya bintang wijaya mau men jawab soal no 1. mengapa dalam memberikan permasalahan matematika, penting untuk menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
    karena dalam kehidupan siswa tidak terlepas dari penggunaan matematika. Ilmu matematika tumbuh dan berkembang berdasarkan kebutuhan. Jika menggunakan permasalahan dalam kehifupan sehari" siswa akan lebih memahami karena siswa melihat,mendengar, mrrasakan dan mencoba. Jadi permasalahan yg manggunakan kehidupan siswa akan lebih baik, karena itu akan mamicu keingin tahuan siswa yg tinggi, membuat siswa kritis dan aktif dan perlu kita ketahui siswa lebih suka dangan hal yg nyata.


    Baiklah bapak saya akan langsung menjawab soal no 3 .Bagaimana kaitannya antara strategi Polya dengan soal pemecahahan masalah matematika dalam PISA?
    menurut pendapat saya pada intinya kedua strategi ini Sama. Dimana bertujuan untuk memecahkan permasalahan matematika dalam kehidupan sehari" hanya ada perbedaan di langkah pertama saja. Jika strategi polya menentukan pemahaman siswa dalam masalah tersebut sedangkan strategi pisa langsung mengetahui permasalahan dan membuat rencana pemecahan masalah

    ReplyDelete
  25. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  26. Assalamualaikum wr.wb
    sebelumnya saya minta maaf karena saya menggunakan akun teman . Saya sugeng susanto.
    disini saya ingin menjawab pertanyaan nomor 1. Mengapa dalam memberikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
    menurut saya karena masalah tersebut mudah dijumpai di lingkungan kita sehingga siswa merasa tidak asing lagi apabila menemukan masalah yg berkaitan dengan matematika tersebut dan menyelesaikan berdasarkan langkah-langkah yg sudah ada serata soal penecahan masalah tersebut dapat menimbulkan motipasi dan kreatifitas dalam diri peserta didik.

    Selanjutanya saya akan menjawab pertanyaan no 3 Bagaimana kaitannya antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam PISA?
    Menurut saya dalam hal ini dari ke 2 strategi tersebut memiliki tujuan yg dama yaitu untuk memecah kan permasalahan matematika dengan suatu permasalahan yg diambil dalam kehidupan sehari" peserta didik.

    ReplyDelete
  27. Nama : Vera Yulita
    NIM : 150141548
    Jawaban pertanyaan untuk No. 1 dan 3

    Jawaban no. 1
    Karena sesuai dengan 4 tahapan dalam teori piaget, yakni : sensorimotor period (0-2 thn), preoperational period (2 -7 thn), concret operational period (7-11 th), & formal operational period (11-15 thn) ternyata siswa SD masih berada ditahapan concret operational period yang masih memerlukan pemberian pengalaman belajar secara nyata. Karena pembelajaran matematika adalah pembelajaran yang kompleks yang memerlukan pemahaman lebih dari sekedar teori menghafal saja oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika sangat penting sekali menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, agar dapat mempermudah dan memperkuat pemahaman siswa sehingga dapat bertahan lama dalam memori mereka. Sumber belajar yang dapat digunakan juga tidak hanya terfokus pada guru dan buku namun juga bisa menggunakan lingkungan belajar sekitar seperti transaksi jual beli yang ada dipasar yang memerlukan penguasaan materi operasi hitung yang dapat mendukung proses keberhasilan pembelajaran. Dengan adanya permasalahan seperti ini siswa mampu mengaitkan antara pengetahuan yang ia miliki sebelumnya dengan penerapannya didunia nyata, membuat siswa merasa tertantang untuk menyelesaikannya. Meskipun pada awalnya siswa akan mengalami kesulitan mengerjakan pemecahan masalah karena tidak ada aturan, prosedur atau langkah-langkah yang segera dapat digunakan. Dengan begitu siswa menjadi terbiasa dan cerdas dalam memecahkan masalah setelah mereka memperoleh banyak latihan dan pengalaman tersebut dapat menumbuhkan sikap kreatif dalam berpikir, kritis dalam menganalisis data, fakta, dan informasi, dan yang terakhir mandiri dalam bertindak dan bekerja.

    Jawaban no. 3
    Strategi polya adalah strategi yang digunakan dalam OECD untuk memecahkan masalah dimana strategi ini melibatkan serangkaian proses kontrol yang kritis untuk mengarahkan seorang siswa secara efektif dalam mengenali merumuskan dan memecahkan masalah, yang dimana keterampilan seperti ini ditandainya dengan adanya kemampuan memilih dan merancang rencana dalam memecahkan masalah yang muncul dalam konteks sehari-hari menggunakan pembelajaran matematika. Sedangkan menurut george polya, pemecahan masalah merupakan realisasi dari keinginan meningkatkan pembelajaran matematika sehingga peserta didik mempunyai pandangan atau wawasan yang luas dan mendalam ketika menghadapi suatu masalah. Oleh karena itu antara strategi polya dengan pemecahan masalah dalam PISA memiliki keterkaitan dimana strategi polya ini sebagai siasat yang digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran matematika sedangkan soal pemecahan yang berkaitan dalam PISA ini merupakan implementasi dari startegi polya ini. Jadi, dapat disimpulkan bahwa strategi polya dengan soal pemecahan masalah dalam PISA saling berkaitan dan bekesinambungan satu sama lain dalam mencapai pemahaman dan penalaran siswa untuk mampu berpikir secara kritis dan mandiri.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Assalamualaikum wr.wb
      Saya Cici Anggraini akan menjawab pertanyaan no.1 dan no.3
      Soal no.1
      Mengapa dalam memberikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa.
      Jawab:
      Karena dengan memberikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan siswa, siswa akan lebih mudah mengerti dan memahami permasalahan tersebut dalam penyelesaiannya karena siswa sekolah dasar masih berpikir pada tahap konkret. Dengan memberikan permasalahan yang berkaitan dalam kehidupan sehari-hari, siswa akan lebih mudah memahami dan menyelesaikannya karena permasalahan itu terjadi dikehidupannya. Dengan demikian siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang mereka hadapi dan mengetahui solusi atau hasil dari permasalahan tersebut sehingga dapat mereka terapkan dalam kehidupannya.
      Soal no.3
      Bagaimana kaitannya antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam PISA.
      Jawab:
      Pada strategi polya dalam pemecahan masalah matematika yaitu terdapat 4 langkah:
      1. Pemahaman pada masalah (identifikasi dari tujuan).
      2. Membuat rencana pemecahan masalahan.
      3. Melaksanakan rencana.
      4. Lihat kembali.
      Sedangkan pemecahan masalah matematika dalam PISA juga memiliki langkah-langkah dalam penyelesaiannya. Langkah-langkah tersebut hampir sama dengan strategi polya. Keduanya saling berkaitan yaitu memecahan suatu permasalahan matematika dengan langkah-langkah tersebut yang mendasari pada pemahaman suatu masalah dan masalah tersebut didapatkan dari kehidupan sehari-hari siswa agar siswa dapat memecahkan suatu permasalahan yang bertujuan untuk menghasilkan siswa yang kritis dan aktif.

      Delete
  28. Nama : Juwita
    NIM : 150141550
    Jawaban pertanyaan untuk no. 1 dan 3

    Untuk no. 1
    Karena dengan mengaitkan kehidupan siswa sehari-hari dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu komponen yang menentukan ketercapaian kompetensi dalam penggunaan strategi pembelajaran matematika. Masalah dalam matematika seperti ini dirancang dan dibuat agar siswa merasa tertarik untuk lebih fokus pada kajian masalah matematika secara mendalam. Kita tahu bahwa pembelajaran matematika merupakan salah satu proses pemberian pengalaman belajar kepada siswa melalui serangkaian kegiatan yang terencana sehingga memperoleh kompetensi tentang bahan matematika yang dipelajari. Dengan adanya pemberian masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa. Siswa mampu membuat hubungan sesuai dengan tingkat pola pikir dan nalar yang ia miliki, dan dapat memperoleh banyak pengalaman dalam memecahkan masalah sehingga secara tidak langsung siswa akan terbiasa dan kreatif dalam menghadapi masalah dan menyelesaikannya baik mandiri, kritis dan tanggap. Pembelajaran yang dirancang seperti ini akan mengarahkan potensi siswa agar tumbuh dan berkembang dari pemberian kesempatan yang seluas-luasnya kepada masaing-masing siswa sebagai sumber belajar yang biasanya dilakukan oleh guru.

    Untuk no. 3
    Kaitan antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam PISA saling berkaitan, dimana keduanya mengajak siswa untuk saling memahami dan merumuskan masalah yang dihadapi serta melatih daya berpikir siswa melaui kegiataan diskusi, inquiry dan penalaran. Dengan adanya hubungan kedua ini siswa akan juga mampu merumuskan, menerapakan dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks termasuk kemampuan dalam melakukan penalaran secara matematis dengan menggunakan konsep, prosedur serta fakta untuk menggambarkan dan menjelaskannya. Oleh karena itu, strategi polya dengan soal pemcahan masalah dalam PISA saling berkaitan dalam segi menghubungkan, mengorganisirkan, memikirkan kembali, dan mengembangkan daya pikir dan penalaran sehingga strategi ini dapat dikatakan sebagai cara untuk menerapkannya sedangkan soal pemecahan masalah dalam PISA merupakan hasil atau produk dari strategi polya.

    ReplyDelete
  29. Nama: Dewi Fatmasintiya
    NIM: 150141523
    No2. konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika?
    Untuk membuat permasalahan matematika memerlukan konteks-konteks yang saling terkait dengan pengalaman belajar siswa agar siswa mampu mengaitkan antara pengetahuan yang ia miliki dengan penerapan dikehidupannya sehari-hari. Dimana kita tahu bahwa konteks ini merupakan situasi yang memiliki hubungan dan membutuhkan kejelasan oleh karena itu untuk membuat efektifnya pengajaran seorang guru harus memperhatikan konteks-kontes seperti apa yang perlu guru gunakan dan jenis-jenis konteks pembelajaran matematika seperti yang tepat disekolah dasar. Ada tiga konteks yang perlu dilakukan oleh seoang guru yakni:
    1. konteks dasar, dimana dalam pembelajaran matematika konteks ini merupakan materi atau bahan dari sekumpulan bahasan yang pada umumnya merupakan materi baru bagi siswa. sehingga konsep ini merupakan konsep yang pertama kali dipelajari oleh siswa. oleh karena itu konteks ini menjadi prasayarat dalam memahami konsep-konsep berikutnya. Seperti siswa harus mempelajari apasaja operasi hitung (pengurangan, penjumlahan, perkalian dan pembagian).
    2. konteks yang berkembang, konteks yang berkembang merupakan sifat atau penerapan dari konsep-konsep dasar yang merupakan kelanjutan dari konteks dasar sehingga memerlukan pengetahuan untuk mempelajarinya. Oleh karena itu untuk mempermudash konteks ini siswa harus menguasai terlebih dahulu konsep dasarnya.
    3. konteks yang harus dibina keterampilannya, konteks ini meruakan konsep yang perlu mendapat perhatian dan pembinaan dari guru agar para siswa mempunyai keterampilan untuk bisa menampilkan konteks dasar maupun konteks berkembang.

    NO 4. Apakah soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kebangkan kemampuan literasi matematika siswa?
    Tentu saja bisa, karena soal-soal pemecahan masalah berbasis PISA merupakan produk dari implementasi strategi polya dimana didalam literasi matematika seseorang akan mampu menghubungkan, mengorganisir, mengulang kembali dan mengembangkan pengetahuan secara sistematis baik menggunakan konsep maupun fakta yang dapat meningkatkan daya pikir dan nalar siswa sehingga hal tersebut akan membantu siswa dalam memahami manfaat matematika dikehidupan sehari-harinya. Oleh karena itu soal-soal dalam pembelajaran matematika harus didesain dan dirancang agar siswa merasa tertantang untuk bisa menyelsaikannya. Dimana masa sekarang adalah masa yang penuh dengan perkembangan dan perubahan yang cepat serta tingkat persaingan ketidak pastian dan permasalahan yang rumit perlu adanya pembekalan pengetahuan, pengalaman, kemampuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan kemajuan. Oleh karena itu peklaksanaan pembelajaran matematika harus menghasilkan kompetensi peserta didik yang harus sesuai dengan tingkatan belajar disekolah. Dengan adanya soal-soal pemecahan masalah siswa akan terbiasa dan kreatif dalam mencari peneyelesainnya. Sehingga secara tidak langsung siswa memperoleh banyak nya latihan dalam menghadapi permasalahan, masalah-masalah seperti ini akan memberikan pengalaman belajar pada siswa untuk bisa memberi kesempatan siswa dalam mengembangkan imajinasi dan penalarannya, kritis dalam menganalisa, fakta, mandiri, dan mampu mengasah kratifitas dalam berpikir siswanya.

    ReplyDelete
  30. NAMA:Eka sapitri
    Nim: 150141436

    menjawab pertanyaan nomor 1 dan 3
    1) mengapa dalam memberikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa?
    jawaban:
    menurut saya karena dengan berkaitan dalam kehidupan sehari-hari, siswa akan lebih mudah memahami materi, yang mana dapat belajar secara konkrit untuk memecahkan permasalahan tersebut. Agar latihan atas dasar pemikiran siswa bisa secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif dan efisien. Dan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari bisa ditangkap dalam memori.

    2. Bagaimana kaitannya antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam PISA?
    Jawaban:
    kaitannya antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam PISA adalah saling berkaitan. Yang mana strategi polya memiliki 4 langkah penyelesaian masalah yaitu: 1) memahami masalah; 2) merencanakan penyelesaian; 3) menyelesaikan masalah; 4) melakukan pengecekan kembali. sedangkan PISA lebih merumuskan strategi untuk memecahkan masalah.
    jadi keduanya ini, baik polya maupun PISA sama-sama bertujuan untuk mengukur kecakapan anak dalam mengimplementasikan masalah dalam kehidupan nyata.

    jadi, keduanya ini baik strategi polya dan pisa bertujuan mengukur kecakapan siswa dalam mengimplementasikan masalah dalam kehidupn nyata.

    ReplyDelete
  31. assalamualaikum, saya Laila Nurjanah, akan menjawab pertanyaan nomor 2 dan 4.

    pada soal nomor 2 mengenai Konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika. terlebih dahulu saya akan menjelaskan defini konteks, menurut KBBI konteks merupakan bagian suatu uraian atau kalimat yang dapat mendukung atau menambah kejelasan makna. dari definisi tersebut apabila kita kaitkan dengan permasalahan matematika maka dapat diketahui bahwa konteks yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika adalah suatu uraian atau permasalahan yang digunakan agar pembelajaran matematika lebih bermakna. adapun contoh konteks permasalahan yang digunakan dalam matematika seperti konteks kehidupan sehari-hari.

    Shela datang ke perpustakaan sekolah setiap 8 hari sekali, Arnis datang setiap 5 hari sekali dan Indra datang setiap 10 hari sekali. Jika pada tanggal 8 Januari 2012 mereka datang ke perpustakaan bersama-sama, pada tanggal berapa mereka akan datang ke perpustakaan bersama-sama lagi untuk kedua kalinya?

    dari soal diatas siswa dapat menemukan titik penyelesaian dengan berbagai macam cara sesuai dengan konsep yang dipelajari.

    selanjutnya pada soal 4. menurut saya soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa. adapun landasan dari pendapat saya, yaitu:

    Bahan Seminar Nasional Matematika dan pendidikan Matematika yang disampaikan oleh Rosalia Hera Novitasari di UNY
    pada halaman 6 bagian D, sebagai berikut :
    Terdapat banyak metode ataupun pendekatan pembelajaran yang dapat menfasilitasi pengalaman ini.
    Beberapa diantaranya adalah pendekatan Realistik matematika, problem based learning,problem solving, dan contextual teaching learning. Pada pendekatan pembelajaran yang disebutkan tersebut siswa akan dihadapkan pada masalah kontekstual atau masalah nyata yang akan membantu mereka
    mengkonstruksi pengetahuannya. Pada tahapan ini siswa akan mengunakan kemampuan literasinya untuk
    merumuskan masalah nyata kedalam masalah matematika, kemudian memecahkannya
    dan menafsirkannya dalam konteks nyata. Dengan cara ini mereka mengunakan kemampuan literasi
    matematikanya sekaligus mengembangkannya. http://seminar.uny.ac.id/semnasmatematika/sites/seminar.uny.ac.id.semnasmatematika/files/banner/PM-102.pdf

    dari deskripsi diatas dapat diketahui bahwa metode ataupun pendekatan pembelajaran seperti pendekatan Realistik matematika, problem based learning,problem solving, dan contextual teaching learningyang didalam pembelajarannya terdapat soal-soal pemecahan masalah dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa.

    ReplyDelete
  32. Assalammualaikum
    Nama : Kusumawati
    Nim : 150141437
    Jawabatan nomor 2 dan 4
    Nomor 2, konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat pemasalahan matematika ?
    Jawabannya, menurut pendapatan saya konteks yang bisa digunakan yaitu menggunakan konteks kehidupan nyata atau kehidupan sehari-hari terjadi di sekitaran siswa dalam membuat permasalahan matematika.dengan adanya konteks dalam kehidupan sehari-hari ini agar siswa tidak muda lupa dengan apa yang di pelajajarinya tadi, atau adanya konteks ini dapat membantu siswa dalam menumbuh kembangkan daya ingat atau daya berfikir.
    Contohnya : Dimas membeli Bola kaki di tokoh Pak Ahmad dengan harga Rp. 25.000,dan mendapatkan diskon 10%,berapa besar potongan harga tersebut ? Berapa yang harus di bayar Dimas ?



    Dan soal nomor 4, Apakah soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa ?
    Jawaban: sebelumnya saya akan menjelaskan apa itu literasi matematika, literasi matematika adalah kemampuan untuk mengajukan, merumuskan, dan menyelesaikan di dalam atau diluar masalah matematika dalam berbagai macam bidang dan konteks. literasi matematika juga merupakan suatau hubungan dengan masalah yang "real" dimana siswa harus mampu menyekesaikan masalah nyata yang mensyaratkan mereka untuk menggunakan kemampuan dan kompentensi yang telah meraka peroleh melalui pengalaman disekolah dan pengalaman sehari-hari, dan menurut isnaini (maryanti 2012:16) yang mendefenisikan literasi sebagai kemampuan peserta didik untuk dapat mengetahui fakta,konsep,prinsip,operasi dan pemecahan masalah matematika.
    Dapat di simpulkan dari pengertian menurut sumber dan juga yang saya baca, bahwa soal pemecahan masalah matematika bisa menumbuh kembangkan kemampuan literasi siswa, karena sebelum mengerjakan soal pemecahan matematika tersebut siswa sudah mengetahui fakta, konsep, prinsip, oprasi, dan pemecahan untuk menyelesaikannya.

    ReplyDelete
  33. Nama : Suhaini
    Nim : 150141443

    saya akan menjawab pertanyaan nomor 1 dan 3
    1. mengapa dalam memberikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa?
    jawaban
    pentingnya memberikan permasalahan matematika yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari yaitu untuk memudahkan peserta didik dalam memecahkan permasalahan. dimana dengan dikaitkan dengan dunia nyata anak cenderung lebih memahami suatu permasalahan dan lebih mudah memikirkan bagaimana cara untuk memecahkan permasalahan tersebut. Dan dari hasil pembelajaran yang mereka dapatkan juga akan mudah diingat.

    3. Bagaimana kaitannya antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam pisa?
    jawaban
    kaitan strategi polya dan soal pemecahan masalah matematika dalam pisa yaitu terlihat pada penjelasan bahwa dalam OECD dijelaskan bahwa literasi matematika memerlukan perumusan strategi untuk memecahkan masalah. seperti yang kita ketahui bahwa strategi polya adalah salah satu strategi untuk memecahkan masalah dengan tahapan 1. pemahaman pada masalah. 2. membuat rencana pemecahan masalah. 3. melaksanakan rencana. 4. melihat kembali. jadi strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam pisa berkesinambungan

    ReplyDelete
  34. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  35. Assalamualaikum wr.wb.
    Bapak saya minta maaf sebelumnya kalo saya menggunakan akun bintang.

    Nama : wulandari
    Nim : 150141452
    Prodi. : Pgsd 5C
    Kelompok 4

    2. Konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat pemecahan masalah ?
    Jawaban :
    Konteks pribadi yang secara langsung berhubungan dengan kegiatan pribadi siswa sehari-hari.dalam menjalani kehidupan sehari-hari tentu pada siswa menghadapi berbagai persoalan pribadi yang memerlukan pemecahan secepatnya. Matematika diharapkan dapat berperan dalam menginterpretasikan permasalahan dan kemudian memecahkannya.
    Contoh
    Jika 1 botol minyak seharga 3000 rupiah, maka berapa harga 5 botol minyak ?


    4. Soal matematika dapat menumbuhkan kembangkan kemampuan literasi matematika siswa, proses pembelajaran matematika yang dilaksanakan guru dikelas yang sangat menarik untuk di diskusikan .literasi matematika, kemampuan seseorang dalam merumuskan, menerapan, dan manafsirkan matematika kedalam berbagai konteks telah menjadi isu penting dalam survei internasional PISA dalam beberapa tahun terakhir ini. Dan disini ada beberapa model literasi 1. Literasi matematika 2. Untuk memecahkan masalah kontekstual 3. Proses literasi matematis 4. Dalam proses merumuskan

    ReplyDelete
  36. Asalam'mualaikum Wr.Wb
    Nama : Eno Oktarina
    Nim : 15014438

    Saya mau menjawab pertanyaan no 1 dan 3.
    1. Mengapa dalam memberikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
    Jawaban :
    Menurut pendapat saya permasalahan matematika sangat penting dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari, karena permasalahan tersebut sering dijumpai oleh siswa dalam kehidupan nyata. Maka, dengan mengaitkan permasalan tersebut dapat membuat siswa aktif dan termotivasi dalan belajar, dan dapat mempermudah siswa dalam menyelesaikan masalah yang sering ditemukan. Dengan belajar matematika siswa dapat menyelesaikan permasalahan yang ada di sekeliling mereka dan dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari hari.

    Soal no 3.
    Bagaimana kaitannya antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam PISA.
    Jawaban :
    Seperti kita ketahui strategi polya adalah strategi yang digunakan dalam memecakan masalah sebagai satu usaha untuk mencari jalan keluar, sedangkan PISA adalah strategi yang digunakan dalam merumuskan pemecahan masalah. Jadi dapat di simpulkan bahwa kaitan antara strategi polya dengan PISA yaitu strategi yang digunakan dalam memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari hari.

    ReplyDelete
  37. Nama: Noviasari
    Kelas: PGSD VC
    Nim: 150141462
    Kelompok 4
    Assalamualaikum WR.WB
    Saya ingin menjawab soal pemecahan masalah matematika nomor 2 dan nomor 4
    2. Menurut saya konteks yang dapat digunakan dalam membuat permasalahan pemecahan masalah matematika adalah konteks atau kondisi yang menyangkut keadaan yang ada disekitar siswa, keadaan atau konteks yang berhubungan dengan kehidupan nyata siswa. Dengan menggunakan permasalahan yang dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa maka siswa akan lebih mudah dan cepat dalam menyelsaikan masalah yang diberikan guru karena permasalahannya terdapat dalam kehidupan siswa itu sendiri. Siswa sekolah dasar memiliki pemikiran yang konkret, jadi dalam membuat permasalahan matematika lebih baik dalam konteks yang menyangkut dengan kehidupan nyata siswa.
    4. Soal-soal pemecahan masalah matematika bisa menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa. Dengan soal-soal pemecahan matematika, siswa dituntut untuk membaca dan memahami maksud dari masalah matematika tersebut. Oleh karena itu, dalam meneyelesaikan masalah matematika, siswa diharuskan untuk merancang taktik apa yang akan dipakai untuk memecahkan masalah serta menganalisis masalah matematika tersebut. Literasi matematika dalam PISA adalah fokus kepada kemampuan siswa dalam menganalisa, memberikan alasan, dan menyampaikan ide secara efektif, merumuskan, memecahkan, dan menginterpretasi masalah-masalah matematika dalam berbagai bentuk dan situasi. Penilaian yang digunakan adalah fokus kepada masalah-masalah dalam kehidupan nyata, diluar dari situasi atau masalah yang sering di bahas di kelas. Di dalam kehidupan nyata, kita sering menghadapi stuasi ketika berbelanja, melakukan perjalanan, memasak, masalah keuangan, menganalisis situasi politik, dan hal-hal lain dimana penggunaan quatitative or spatial reasoning atau kemampuan matematika lainnya merupakan alat bantu yang menjelaskan atau memecahkan suatu masalah.
    Penerapan matematika adalah berdasarkan pada pengetahuan dan kemampuan yang telah dipelajari dan dipraktekkan dengan berbagai macam soal yang biasanya ada pada buku-buku sekolah. Namun, masalah konteks dalam PISA menuntut untuk menggunakan kemampuan-kemampuan yang relevan dalam konteks yang tidak terlalu terstruktur, dimana petunjuk tidak begitu jelas bagi siswa. Siswa harus mampu menentukan pengetahuan apa yang relevan, proses apa saja yang harus dilalui untuk dapat mengantarkannya kepada solusi yang mungkin dari permasalahn tersebut, dan bagaimana cara menggambarkan kebenaran dan kegunaan dari jawaban atau solusi yang diperoleh. Oleh karena itu, literasi matematika adalah tentang kegunaan atau fungsi matematika yang telah dipelajari oleh seorang siswa di sekolah. Kegunaan tersebut merupakan kemampuan yang sangat penting bagi seseorang untuk bertahan hidup di era informasi dan pengetahuan saat ini. Kemampuan yang penting menurut pendapat kita tentang literasi matematika adalah kemampuan untuk mengajukan, merumuskan, dan menyelesaikan didalam atau diluar masalah matematika dalam berbagai macam bidang dan konteks. Kemampuan tersebut yang mencakup semua hal, mulai dari matematika murni sampai pada hal dimana tidak ada struktur matematika, sudah diberikan sejak awal tetapi terlebih dahulu diperkenalkan dengan baik melalui problem poser, problem solver atau keduanya.
    https://bustangbuhari.wordpress.com/2011/11/22/memahami-literasi-matematika-a-lesson-from-pisa/

    ReplyDelete
  38. sebelumnya saya minta maaf saya menggunakan akun novia sari
    Nama : Muhammad Syafi’i
    Nim : 150141463
    disini saya akan menjawab nomor 1
    menurut pendapat saya karena dengan menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari bahwa dapat membuat peserta didik untuk menyelsaikan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari bahwa dapat membuat peserta didik untuk menyelsaikan permasalahan matematika tersebut dengan cepat karena langsung turun kedalam kehidupan sehari-hari siswa karena siswa masih berpikir abstrak.
    kemudian saya akan menjawab soal nomor 3
    Strategi polya yaitu pemecahan masalah sebagai salah satu usaha mencari jalan keluar dari satu kesulitan guna untuk satu tujuan yang tidak mudah untuk dicapai. Pemecahan masalah dalam PISA adalah suatu proses yang merumuskan strategi untuk memecahkan suatu masalah, dimana yang kita ketahui ada 3 strategi yang terdiri dari:
    1. merumuskan situasi secara sistematis
    2. menerapkan konsep. fakta, prosedur, dan penalaran matematika
    3. menafsirkan, menerapkan, dan mengevaluasi hasil matematika

    ReplyDelete
  39. sebelumnya saya minta maaf saya menggunakan akun novia sari
    Nama : Ardi Hariyanto
    Nim : 150141470
    prodi : PGSD V/C
    disini saya akan menjawab nomor 1 dan nomor 3
    nomor 1. menurut pendapat saya karena menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari bahwa dapat membuat peserta didik untuk menyelesaikan permasalahan matematika dengan baik. karena dengan turunan kelapangan atau kehidupan kita sehari-hari akan lebih cepat tanggap dalam hal proses pembelajaran sehingga masalah tersebut dapat terselesaikan.
    nomor 3. strategi polya yaitu pemecahan masalah sebagai salah tata usaha mencari jalan keluar dari satu kesulitan guna untuk satu tujuan yang tidak begitu mudah untuk dicapai.
    pemecahan masalah dalam visa adalah suatu proses yang merumuskan strategi untuk memecahkan suatu masalah dimana yang kita ketahui ada 3 strategi yaitu :
    1. merumuskan situasi secara matematis.
    2. menerapkan konsep,fakta,prosedur dan penalaran matematika.
    3. menafsirkan,menerapkan dan mengevaluasi hasil matematika tersebut.
    jadi dapat saya simpulkan kaitan antar strategi polya dengan pemecahan masalah matematika yaitu keduanya sangat penting karena terdapat suatu proses tujuan usaha untuk mencari solusi untuk memecahkan suatu masalah sehingga peserta didik dapat mengetahui pengetahuan baru atau dapat menyelesaikan masalah tersebut.


    ReplyDelete
  40. Nama : Eziza
    Nim : 150141456
    Kelas : V C
    Kelompok : Kelompok 5

    Assalamualaikum wr, wb.
    Saya mencoba menjawab pertanyaan soal nomor 2. Sebelum kita harus mengetahui pengertian konteks terlebih dahulu. Dimana Kridalaksana (2011:134) menyatakan bahwa konteks adalah (1) aspek-aspek lingkungan fisik atau sosial yang kait mengait dengan ujaran tertentu, (2) pengetahuan yang sama-sama memiliki pembicara dan pendengar sehingga pendengar paham apa yang dimaksud pembicara. Dari pengertian konteks tersebut dapat dimaksudkan bahwa untuk membuat persoalan matematika harus dihubungkan dengan keaadan yang ada dilingkungan siswa atau persoalan tersebut dikaitkan dengan kehidupan nyata siswa, sehingga siswa dapat mengetahui apa yang seorang guru maksudkan.

    Selanjutnya saya akan menjawab soal nomor 4. Tetapi Sebelum menjawab saya ingin menyampaikan beberapa alasan mengapa siswa Indonesia tidak cakap dalam berliterasi matematika menurut pemaparan dari beberapa studi ilmiah.
    Edo (2012) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa siswa Indonesia tidak terbiasa dengan soal yang berbau pemodelan, dimana kemampuan untuk menerjemahkan masalah sehari-hari ke dalam bentuk matematika formal dibutuhkan dalam menyelesaikannya. Sementara itu, Al Jupri (2014) dalam penelitian terbarunya menyatakan bahwa kesulitan siswa dalam menyelesaikan masalah kontekstual disebabkan kurangnya buku teks matematika di Indonesia yang menekankan pada pemecahan masalah sehari-hari seperti yang diujikan dalam PISA. Pada kenyataanya, banyak soal-soal yang ditemukan di lapangan termasuk ujian nasional hanya menguji keterampilan menggunakan prosedur matematika saja seperti perhitungan rumit yang sebenarnya sudah bisa digantikan tugasnya oleh alat seperti kalkulator. Padahal, dalam PISA sendiri kemampuan menggunakan alat semacam itu malah dianjurkan dalam penyelesaian soal, bahkan dinilai sebagai salah satu kompetensi dalam komponen literasi matematika (OECD, 2013).
    Menurut saya, soal-soal pemecahan masalah tentu saja dapat meningkatkan tingkat literasi matematika siswa. Salah satu model soal pemecahan masalah matematika yang dapat meningkatkan tingkat literasi matematika siswa ialah soal model PISA , dimana proses penyelesaian soal PISA melibatkan proses berpikir tingkat tinggi seperti bernalar, berargumen, berkomunikasi, dan menggunakan strategi pemecahan masalah. Jika saja dalam soal-soal ujian matematika tingkat sekolah maupun nasional terdapat soal model PISA, tentu saja hal ini akan menjadi langkah utama yang cukup baik dalam meningkatkan kemampuan literasi matematika siswa.



    ReplyDelete
  41. Assalamualaikum wr.wb
    Saya Susan Anggereani mau isi soal no 1 dan 3.
    1. Mengapa dalam memberikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa?
    Jawab:
    Menurut pendapat saya karena di dalam sebuah pembelajaran matematika ini sangat berkaitan dengan kehidupan sehari-hari,kemudian siswa dapat berfikir secara abstrak dan nyata,dengan adanya kehidupan yang nyata tersebut siswa dapat berfikir secara kritis sehingga dapat membantu memecahkan masalah tersebut dengan sendiri maupun saksama.

    3. Bagaimana kaitanya antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam visa?
    Jawab:
    Menurut saya strategi polya ini adalah suatu pembelajaran yang memusatkan pada pengajaran dan keterampilan. Strategis ini juga menggunaka langkah pembelajaran berbasis masalah dan kemudian siswa tersebut diberi permasalahan yang menyangkut dengan kehidupan sehari-harinya, kemudian siswa mencari jalan keluarnya permasalahan tersebut. Intinya dari strategi polya dan visa yang digunakan sama-sama bertujuan untuk suatu memecahkan masalah.

    Terimakasih.

    ReplyDelete
  42. Assalamualaikum wr.wb. Saya Utari Maliza Ali ingin menjawab soal diatas
    No. 2
    Pertanyaan : konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat pemecahan masalah?
    Jawab : konteks yang dpt digunakan adalah konteks dalam permasalahan di kehidupan sehari-hari, karena permasalahan di kehidupan sehari-hari merupakan permasalahan yg melekat dan sering ditemui. Contohnya seperti transaksi jual beli, mengukur luas suatu suatu ruangan atau luas sebidang tanah, menghitung volume air didalam bak mandi, dan menghitung jarak dari suatu tempat ke tempat lain.
    No. 4
    Pertanyaan : apakah soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa?
    Jawab : Literasi matematika adalah kemampuan untuk mengajukan, merumuskan, dan menyelesaikan di dalam atau di luar masalah matematika dalam berbagai bidang permasalahan. Menurut Kusumah literasi matematika adalah kemampuan menyusun serangkaian pertanyaan, merumuskan, memecahkan, dan menafsirkan permasalahan yang didasarkan pada konteks yang ada. Setelah memahami pengertian diatas, saya menyimpulkan bahwa soal-soal pemecahan masalah matematika bisa menumbuh kembangkan kemampuan literasi siswa karena ketika siswa mengerjakan soal-soal pemecahan masalah matematika, siswa sudah mengetahui konsep, fakta, prinsip operasi hitung, dan pemecahan masalah untuk menyelesaikan soal tersebut. Landasan pendapat saya yaitu https://www.researchgate.net/publication/313478527_PENGEMBANGAN_LITERASI_MATEMATIKA_SEKOLAH_DALAM_PERSPEKTIF_MULTIPLE_INTELLIGENCES

    ReplyDelete
  43. Assalamualaikum wr.wb
    Pak, nama saya Suci Julia Sari. Saya akan menjawab pertanyaan no 1 dan 3.
    No 1. Menurut saya mengapa permasalahan matematika penting dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Karena dengan dikaitkannya hal tersebut dapat mempermudah siswa untuk memahami pembelajaran dan mempermudah siswa untk menjawab permasalahan yang diberikan oleh guru.
    No 3. Menurut saya kaitan dari strategi polya dengan pemecahan masalah matematika dalam PISA adalah strategi polya merupakan strategi yang digunakan dalam memecahkan masalah sebagai satu usaha untuk mencari jalan keluar dan PISA adalah strategi yang digunakan dalam merumuskan pemecahan masalah. Jadi dapat disimpulkan bahwa kaitan dari keduanya adalah strategi yang digunakan dalam memecahkan suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari.

    ReplyDelete
  44. Asalamualaikum pak saya destiana wulandari akan menjawab pertanyaan no 1 dan 3.
    No 1 menurut saya adalah apabila menggunakan permasalahan didalam kehidupan sehari-hari para siswa akan lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah tersebut dan siswa akan lebih mudah memahami masalah tersebut dan memudahkan siswa untuk mencari data yang berkaitan dengan permasalahan tersebut dan siswa bisa belajar secara langsung untuk memecahkan permasalahan yang di hadapinya ,selain itu juga siswa akan lebih mudah untuk memahami dan memecahkan masalah tersebut
    Dan saya ingin menjawab pertanyaan no 3 kaitan strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam pisa strategi polya ialah strategi yang memecahkan masalah sebagai satu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah untuk dicapai.
    Pemecahan masalah dalam pisa yaitu bertujuan untuk menguji dan membandingkan prestasi anak-anak di sekolah dengan maksud untuk meningkatkan metode pendidikan dan hasilnya. Kaitan anatar strategi polya dengan sial memecahkan masalah matematika pisa yaitu memecahkan masalah dalam suatu strategi polta dengan pemecahan masalah dalam pisa untuk mempermudah kan pembelajaran.

    ReplyDelete
  45. Nama : Tota Romika Risi Suipta
    Nim : 150141434
    Kelas : V/C
    Kelompok 3

    Assalamualaikum Wr. Wb

    Jawaban pertanyaan No 1 dan 3.
    1. Mengapa dalam memberikan permasalahan Matematika penting menggunakan permasalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa?
    Jawaban
    Karena dengan menggunakan kegiatan sehari-hari siswa, dimana siswa akan lebih mudah untuk mengingat apa yang dilakukannya dengan pengalaman belajar secara nyata atau langsung. Dengan memberikan permasalahan matematika siswa akan terbiasa untuk menyelsaikan soal-soal yang diberikan oleh gurunya. Pembelajaran pemecahan masalah matematika ini akan meningkatkan pemahaman atau keaktifan belajar siswa baik dalam kelompok maupun individu agar bisa bertanggung jawab.

    3. Bagaimana kaitannya antara strategi Polya dengan soal pemecahan masalah Matematika dalam PISA?
    Jawaban
    Dalam strategi Polya ada beberapa langkah-langkah untuk menyelsaikan masalah yaitu: Memahami masalahnya terlebih dahulu, Merencanakan penyelsaian, Melaksanakan rencana yang dibuat, dan Mengoreksi kembali. Jadi kaitan antara Polya dengan PISA, menerapkan pembelajaran pemecahan masalah Matematika. Dimana siswa dapat menyelsaikan permasalahan secara nyata dengan menggunakan konsep, penalarannya. Dengan kemampuan siswa yang berbeda-beda nantinya akan mendapatkan hasil atau kesimpulan dari pemecahan masalah Matematika tersebut.

    ReplyDelete
  46. Nama: ispianto
    Nim :15014169
    Prodi:PGsd
    1. Mengapa dalam memberikAn permAsalAhan matematika penting menggunakan permAsalahan yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa?
    Jawaban
    Karena hampir dalam setiap aktivitas sehari-hari entah disadari atau tidak kita pasti menggunakan Matematika. Oleh karena itu, Matematika menjadi salah satu pelajaran terpenting yang harus dikuasai oleh setiap siswa orang yang ingin meraih sukses dalam kehidupannya. Dalam keahlian bermatematika kita dituntut untuk dapat menyelesaikan masalah dengan benar, sekaligus kita diberi kebebasan untuk menjawab dengan berbagai cara asalkan jawabannya benar dan dengan cara yang benar. Seperti kata pepatah, “Banyak jalan menuju Roma”. Namun, jika caranya salah atau salah dalam menuliskan satu angka saja hasil akhirnya juga salah. Disini kita diminta untuk jujur dalam menyelesaikan masalah yang ada dengan cara yang benar dan teliti. Karena jika kita menjawab soal matematika dengan tidak jujur, maka hasilnya? Dapat diprediksi sendiri ya… Nah, dalam belajar Matematika juga dapat belajar tentang nilai kejujuran Selain itu, banyak sekali manfaat dari aplikasi Matematika dalam kehidupan sehari-hari baik diterapkan dalam bidang ilmu lainnya maupun dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan Ada pepatah mengatakan “Siapa yang menguasai matematika dan bahasa maka ia akan menguasai dunia”. Matematika sebagai media melatih untuk berpikir kritis, inovatif, kreatif, mandiri dan mampu menyelesaikan masalah sedangkan bahasa sebagai media menyampaikan ide-ide dan gagasan serta yang ada dalam pikiran manusia. Jelas sekali bahwa Matematika sangat berperan dalam kehidupan sehari-hari.

    3. Bagaimana kaitan antara strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam pisa?
    Jawaban
    Sangat berkaitan antara polya dan pisa

    ReplyDelete
  47. Asalamualaikum pak saya destiana wulandari akan menjawab pertanyaan no 1 dan 3.
    No 1 menurut saya adalah apabila menggunakan permasalahan didalam kehidupan sehari-hari para siswa akan lebih tertarik untuk menyelesaikan masalah tersebut dan siswa akan lebih mudah memahami masalah tersebut dan memudahkan siswa untuk mencari data yang berkaitan dengan permasalahan tersebut dan siswa bisa belajar secara langsung untuk memecahkan permasalahan yang di hadapinya ,selain itu juga siswa akan lebih mudah untuk memahami dan memecahkan masalah tersebut
    Dan saya ingin menjawab pertanyaan no 3 kaitan strategi polya dengan soal pemecahan masalah matematika dalam pisa strategi polya ialah strategi yang memecahkan masalah sebagai satu usaha mencari jalan keluar dari suatu kesulitan guna mencapai satu tujuan yang tidak begitu mudah untuk dicapai.
    Pemecahan masalah dalam pisa yaitu bertujuan untuk menguji dan membandingkan prestasi anak-anak di sekolah dengan maksud untuk meningkatkan metode pendidikan dan hasilnya. Kaitan anatar strategi polya dengan sial memecahkan masalah matematika pisa yaitu memecahkan masalah dalam suatu strategi polta dengan pemecahan masalah dalam pisa untuk mempermudah kan pembelajaran.

    ReplyDelete
  48. Assalamualaikum Wr.Wb.
    Nama : Nia Anggraini
    Nim : 150141460
    Kelas : PGSD/ VC

    Bismillah. Saya ingin menjawab soal no 2 dan 4.
    No. 2
    Menurut saya konteks yang mengaitkan dan melibatkan lingkungan sekitar, serta pengalaman nyata yang pernah dialami siswa dalam kehidupan sehari-hari lebih dapat digunakan dalam membuat permasalahan matematika ,karena dengan mengaitkan hal tersebut akan mempermudah siswa berpikir secara aktif dalam memecahakan suatu permasalahan matematika. Contohnya, mengukur tinggi pohon, mengukur lebar pohon, perdagangan dan lain sebagainya.
    No. 4
    Literasi matematika dalam PISA adalah fokus kepada kemampuan siswa dalam menganalisa, memberikan alasan, dan menyampaikan ide secara efektif, merumuskan, memecahkan, dan menginterpretasi masalah-masalah matematika dalam berbagai bentuk dan situasi. Jadi, dapat disimpulkan dari pengertian tersebut bahwa dengan soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuhkan kembangkan kemampuan literasi matematika siswa, karena menggunakan penalaran, konsep, fakta, dan alat matematika dalam pemecahan masalah sehari-hari.
    Terimakasih, Wassalamualaikum Wr. Wb.

    ReplyDelete
  49. Assalamualaikum wr. Wb.
    Saya Dila Pratiwi ingin menjawab soal no 1 dan 3.
    No 1.
    Menurut saya
    - Cara berpikir matematika itu sistematis, melalui urutan-urutan yang teratur dan tertentu. dengan belajar matematika, otak kita terbiasa untuk memecahkan masalah secara sistematis. Sehingga bila diterapkan dalam kehidupan nyata, kita bisa menyelesaikan setiap masalah dengan lebih mudah
    - Cara berpikir matematika itu secara deduktif. Kesimpulan di tarik dari hal-hal yang bersifat umum. bukan dari hal-hal yang bersifat khusus. Sehingga kita menjadi terhindar dengan cara berpikir menarik kesimpulan secara “kebetulan”. Misalnya kita tidak bisa menyatakan kalo “kita tidak boleh lewat jalan A pada hari sabtu, karena jalan tersebut meminta tumbal tiap hari sabtu” hanya karena ada beberapa orang yang kebetulan kecelakaan dan meninggal di jalan tersebut pada hari sabtu. Kita seharusnya berpikir bahwa orang yang meninggal di jalan tersebut pada hari sabtu bukan karena tumbal. tapi harus dianalisa lagi apakah karena orang tersebut tidak hati-hati, ataukah jalan yang sudah agak rusak, atau sebab lain yang lebih rasional.
    - Belajar matematika melatih kita menjadi manusia yang lebih teliti,
    - Belajar matematika juga mengajarkan kita menjadi orang yang sabar dalam menghadapi semua hal dalam hidup ini. Saat kita mengerjakan soal dalam matematika yang penyelesaiannya sangat panjang dan rumit, tentu kita harus bersabar dan tidak cepat putus asa. jika ada langkah yang salah, coba untuk diteliti lagi dari awal. Jangan-jangan ada angka yang salah, jangan-jangan ada perhitungan yang salah. Namun, jika kemudian kita bisa mengerjakan soal tersebut,rasanya puas dan bangga begitulah hidup. Kesabaran akan berbuah hasil yang teramat manis.
    - Yang tidak kalah pentingnya, sebenarnya banyak penerapan matematika dalam kehidupan nyata. Tentunya dalam dunia ini, menghitung uang, laba dan rugi, masalah pemasaran barang, dalam teknik, bahkan hampir semua ilmu di dunia ini pasti menyentuh yang namanya matematika.
    -Membantu siswa untuk mempunyai kemampuan dalam merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan, atau memperkirakan fenomena.
    - membantu seseorang untuk memahami peran atau kegunaan matematika di dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menggunakannya untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat sebagai warga negara yang membangun, peduli, dan berpikir

    ReplyDelete
  50. Dila Pratiwi
    Selanjutnya No 3



    matematika sering memerlukan perumusan strategi untuk memecahkan masalah. Perumusan strategi ini melibatkan serangkaian proses kontrol yang kritis untuk mengarahkan seorang siswa untuk secara efektif mengenali, merumuskan dan memecahkan masalah. Keterampilan ini ditandai dengan kemampuan memilih atau merancang rencana atau strategi untuk menggunakan matematika dalam memecahkan masalah yang timbul dari tugas atau konteks sehari-hari. Dalam strategi polya, ada tahapan dalam pemexahan masalah, yaitu:
    1. Memahami masalah (understanding the problem).
    Pada tahap ini siswa harus memahami masalah yang diberikan yaitu menentukan apa yang diketahui, apa yang ditanyakan, apa syaratnya, cukup ataukah berlebihan syarat tersebut untuk menyelesaikan soal yang diberikan.
    2. Merencanakan pemecahan masalah (devising a plan).
    Pada tahap ini siswa harus menunjukkan hubungan antara yang diketahui dan yang ditanyakan, dan menentukan strategi atau cara yang akan digunakan dalam menyelesaikan soal yang diberikan.
    3. Melaksanakan rencana pemecahan masalah (carrying out the plan).
    Pada tahap ini siswa melaksanakan rencana yang telah ditetapkan pada tahap merencanakan pemecahan masalah, dan mengecek setiap langkah yang dilakukan.
    4. Memeriksa kembali solusi yang diperoleh (looking back).
    Pada tahap ini siswa melakukan refleksi yaitu mengecek atau menguji solusi yang telah diperoleh.

    ReplyDelete
  51. Assalammualaikum
    Nama:feti kusmiyanti
    Nim. :150141439
    Prodi :pgsd VC
    Disini saya akan menjawab soal nomor 1 dan nomor 3
    1.mengapa dalam membaerikan permasalahan matematika penting menggunakan permasalahan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari ?
    Jawab
    Karena, menurut saya dengan menggunakan kegiatan sehari-hari lrbih mempermudah siswa untuk memahami pelajaran matematika tersebut dan siswapun mudah dalam mengingatnya.
    3.bagaimana kaitan polya dan soal permasalahan masalah matematika dalam Pisa?
    Jawab
    Menurut saya polya dengan soal permasalahan matematika jelas sangat berkaitan karena sama -sama supaya mempermudah siswanya, dan adapun langkah -langkah penyelesaiannya yaitu: kita harus memahami masalahnya terlebih dahulu, lalu merencanakan, kemudian melaksanakan dan mengkoreksinya.
    Sekian dan terimakasih
    Wasalam....

    ReplyDelete
  52. Nama : Mujiati Astuti
    NIM : 150141457
    Prodi : PGSD
    Mata Kuliah : Pemecahan Masalah Matematika di SD
    DOSEN Pengampu: Yudi Yunika Putra, M.Pd.


    Saya akan menjawab soal nomor 2 dan 4.
    Jawaban nomor 2
    2. Menurut saya, konteks itu sendiri berarti kondisi, jika dikaitkan dalam membuat permasalahan matematika, maka konteks yang bisa digunakan adalah suatu kondisi yang dekat dengan orang yang akan diuji, misalkan dengan memfokuskan pada aktivitas sehari-hari, atau mengenai tempat-tempat umum yang sering dikunjungi dan dilihat serta membuat masalah yang tidak diduga. Kondisi ini harus menunjukkan adanya suatu tantangan yang menarik. Selain itu, kesesuaian kondisi dengan masalah matematika harus diperhatikan.

    Jawaban nomor 4
    4. Menurut saya, ya, soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuhkembangkan kemampuan literasi matematika siswa. Karena di dalam soal pemecahan masalah matematika memerlukan pemahaman yang benar, merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan soal dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan, atau memperkirakan fenomena, sehingga siswa secara otomatis dan mandiri akan memikirkan, mencari, dan menemukan serta menyusun jawaban dan solusi dari soal tersebut dari berbagai sumber, baik dari media cetak (buku, majalah, koran, jurnal, artikel) ataupun media elektronik (televisi, handphone,radio) juga internet. Hal inilah yang menimbulkan minat dan menumbuhkembangkan kemampuan literasi siswa, sebab pada hal tersebut terdapat proses membaca informasi dalam pemecahan masalah matematika dan menulis strategi atau langkah-langkah penyelesaian hingga tahap evaluasi. Literasi matematika dapat membantu seseorang untuk memahami peran atau kegunaan matematika di dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menggunakannya untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat sebagai warga negara yang membangun, peduli, dan berpikir.

    ReplyDelete
  53. Assalamualaikum wr.wb
    Saya muhammad yusuf.
    No 1. Konteks seperti apakah yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika?
    Menurut saya kontek pribadi. Karena konteks pribadi secara langsung berhubungan dengan kegiatan peserta didik sehari hari. Seperti yang kita ketahui bahwa semua kegiatan kita sehari banyak yang berhubungan dengan matematika. Tentunya dalam menjalani kegiatan disehari harinya peserta didik menghadapi berbagai masalah pribadi dan sangat memerlukan pemecahannya. Disinilah matematika diharapkan dapat berperan dalam menginterpretasikan permasalahan dan memecahkannya. Dan apabila masuk pada pembelajaran sebaiknya permasalahan yang kita munculkan adalah permasalahan dalam konteks pribadi atau kehidupan sehari hari peserta didik. Selain untuk memacu siswa dalam belajar memecahkan masalah. Konteks ini juga bisa menarik minat peserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
    No 4. Apakah soal soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi peserta didik?

    ReplyDelete
  54. Muhammad yusuf.
    Jawaban no 4.
    Menurut saya bisa. Hal ini bisa menumbuh kembanngkan kemampuan literasi peserta didik. Karena pada dasar peserta didik yang ingin melakukan pemecahan masalah matematika individu tersebut memerlukan pemahaman mengenai konsep pemecahan permasalahan, merumuskan permasalahan, menerapkan konsep pemecahan, dan menafsirkan permasalahan dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran. Ketertarika peserta didik juga diperlukan. Karena apabila peserta didik sudah tertarik dengan masalah matematika yang diberikan. Maka dengan sendirinya peserta didik dapat melakukan pemahaman persoalaan secara mendetail merumuskan permasalahan, dan menerapkan konsep konsep pemecahan masalah. Secara tidak langsung untuk memahami hal yang telah disebutkan, peserta didik sudah melakukan literasi mayematika dan untuk memperkuat jawaban. Peserta didik mencari sumber belajar dari semua yang ada dilingkungannya baik itu media teknologi, media cetak (buku dan lainnya), serta fakta dalam kehidupan sehari harinya. sehingga siswa secara otomatis dan mandiri akan memikirkannya. Hal inilah yang menimbulkan minat dan menumbuhkembangkan kemampuan literasi siswa, sebab pada hal tersebut terdapat proses membaca informasi dalam pemecahan masalah matematika dan menulis strategi atau langkah-langkah penyelesaian hingga tahap evaluasi

    ReplyDelete
  55. Assalamu'alaikum wr.wb
    Saya Dewi Novita Anggelia.
    Nmr 2. Konteks yg bisa digunakan adalah dengan melibatkan lingkungan sekitar kita seperti dalam kehidupan sehari hari, karena permasalahan lebih mengaitkan dengan hal hal atau pengalaman yg lebih nyata, seperti contohnya mengukur luas suatu ruangan, dan menghitung jarak yg telah ditempuh. Permasalah tersebut bisa dijadikan atau dikaitkan dengan persoalan yg ada dilingkungan siswa.
    Nmr 4. Literasi matematika dalam PISA adalah fokus kepada kemampuan siswa dalam menganalisis, memberikan alasan, dan menyampaikan ide secara efektif, merumuskan, memecahkan dan menginterpretasi masalah-masalah matematika dalam berbagai bentuk dan situasi.
    Menurut Hayat (Maryati, 2012:19), kompetensi yang diukur dalam literasi matematika dalam studi PISA terbagi atas tiga bagian, yaitu kompetensi reproduksi, kompetensi koneksi, dan kompetensi refleksi.

    ReplyDelete
  56. Assalamualaikum Wr.Wb
    Nmama : Hengki
    Nim :150141458
    Kelas : V/ c
    Saya ingin menjawab saoal nomor 2. Konteks seperti apa yang bisa digunakan dalam membuat permasalahan matematika ? konteks yang dapat digunakan dalam pemecahan masalah matematika yaitu konteks dalam kehidupan sehari-hai siswa. Dalam pemecahan masalah matematika ini contohnya dalam kehidupan sehari-hari siswa yaitu seperti masalah dalam penguranan dan penjumlahan. Sudah kita ketahui bahwa penjumlahan dan pengurangan dapat dipecahkan siswa dari berbelanja ditokoh maupun dikantin sekolah. Jadi, konteks yang bisa digunakan dalam permasalahan matematika yaitu konteks dalam kehidupan sehari-hari.
    Soal nomor 4 Apakah soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menumbuh kembangkan kemampuan literasi matematika siswa? Literasi matematika merupakan kemampuan seseorang dalam merumuskan, menerapkan, dan menafsirkan matematika dalam berbagai konteks, termasuk kemampuan melakukan penalaran secara matematis dan menggunakan konsep, prosedur, dan fakta untuk menggambarkan, menjelaskan, atau memperkirakan fenomena. Literasi matematika dapat membantu seseorang untuk memahami peran atau kegunaan matematika di dalam kehidupan sehari-hari sekaligus menggunakannya untuk membuat keputusan-keputusan yang tepat sebagai warga negara yang membangun, peduli, dan berpikir (OECD;2013).
    Dari sumber yang saya baca soal-soal pemecahan masalah matematika dapat menyumbuh kembangkan
    Literasi siswa . karena dalam soal-soal matematika terdapat suatu masalah dalam kehidupan sehari-hari siaw. jadi, soal-soal matematika dapat mengembangkan literasi siswa baik itu menafsirkan

    ReplyDelete
  57. asalamualaikum pak maaf saya telat karna saya tidak tau pak
    nama saya sartika
    Untuk soal nomor 2 mengenai kontesk menurut saya konteks yang dapat digunakan dalam membuat permasalahan adalah konteks dalam kehidupan sehari-hari karna kontesk ini sering di jumpai dalam kehidupan kita tanpa sengaja misalnya dalam kehidupan sehari hari kita bisa menghitung jarak kecepatan waktu dalam perdetik misalnya saya berangkat sekolah dari rumah berapa jarak yang saya tempuh? dan juga bisa kita jumpai permasalahan adalah kita bertransaksi antara penjua dan pembeli.

    nmr 4
    dari sumber yang saya baca bahwa soal-soal pemecahan masalahn matematika dapat menumbuh kembang literasi siswa karna adanya soal masalha matematika siswa akan menggunakan pikiran potensi dan skil yang di milikinya dalm merancang sebuah teknik atau cara memecahkan masalah pada soal tersebut

    ReplyDelete